Senin, 20 Februari 2017

Yang sopan, yang santun, yang ramah bukan berarti lemah.



Aloha ladies,

Pernah gak sih kalian punya pengalaman seperti saya, didalam suatu acara ketemuan dengan para wanita lain, udah beramah tamah eeehhh... adaaa aja perempuan sombong yang gayanya selangit.


Saya (menurut apa kata orang-orang lhoooo hehe) di kalangan teman Notaris, Penulis, Model dan Pembicara dikenal dengan  orang yang ramah (bukan rajin menjamah ya xixixi..hush!)


I love people!

I love to connected with people. Saya suka ngobrol, pun suka diskusi, tukar pikiran dan cerita tentang hal-hal ngeHEITZ yang lagi ngetrend.
Saya seneng bisa banyak belajar dari hanya mendengarkan berbagai macam orang dengan karakternya.


Jadilah saya suka beramah-tamah dan haha-hihi-hey-hey sama orang-orang, baik yang sudah kenal ataupun yang masih baru kenal. Lumayan kan buat nambah link pertemanan, nambah ilmu dan pengetahuan. Asal jangan ramah-tamahnya kita sampai annoying dan mengganggu.



Begitulah karena suka beramah-tamah, seneng ngobrol, suka sekali kalau nambah kenalan baru sayapun menghadiri undangan suatu acara, diundang oleh seorang sosialita teman saya. Waw! asik nih ketemu sosialita, nambah-nambah ilmu buat penulisan buku saya plus jadi tau dunia sosialita, secara eikeu kan bukan sosialita gituuuu....



Dengan antusiasnya, sayapun memasuki lounge mewah yang gegap gempita dengan musik yang classy dan indahnya dekorasi.
Teman sosialita sayapun menyambut saya di muka lounge tersebut kemudian mengajak saya masuk kedalam lounge nan glamour tersebut untuk dikenalkan dengan para sosialita yang lain.
Dengan santun dan ramah saya menyapa para sosialita tersebut.


Diantara kilauan berlian, perhiasan berwarna kuning keemasan dan semua benda-benda bling-bling yang menyilaukan mata (untung mata saya gak sampe buta xixi) dan mewahnya barang-barang branded bawaan sosialitanya, saya mencoba ngeblend berbaur.
dari hasil "perbauran" saya, cieee perbauran....hahaha, (masih untung sih perbauran bukan perburuan, emang saya pemburu? hahaha tetep dasar penulis, saya paling suka mainin kata-kata. Harap maklum) saya bisa menyimpulkan dua hal ; (sebenernya ini tipe orang pada umumnya bukan hanya ada pada sosialita, cuma karena pengalamannya sedang hangout bersama mereka, ya bahas pengalaman saya ketika bertemu mereka saja dulu)


Dua hal tadi adalah, setelah saya bersopan santun dan beramah tamah, feedbacknya ada yang kembali santun dan ramah tapi ada pula yang jutek bahkan menurut saya gak punya sikap, manner dan attitude sama sekali dibandingkan dengan kecantikan dan kebling-blingan hidup mereka. Yang santun, very easy to talk with, sangat menghargai dan mengapresiasi profesi saya sebagai Notaris dan Penulis.



Tetapi mereka ada juga yang jutek yang tertutup. Well menurut pengamatan saya sih mereka mencoba menutup pergaulan diri mereka dari orang-orang diluar kelas mereka sebagai sosialita. Dan saya? saya kan bukan sosialita, wong diajak arisan para ladies aja saya masih mikir-mikir nilai rupiah berapa, menangnya dirupiah berapa xixixixi secara eikeu emak-emak beranak dua kudu hemat-hemat kudu mikir pengeluaran tiap bulan buat mikir masa depan anak hahaha.... sssttttt jangan bilang-bilang para sosialita itu ya mereka bisa mual-mual denger pengakuan saya hehehe...



Balik lagi ke para jutekers tadi, begitu dikenalkan dengan saya, raut wajah mereka seperti sedang mengingat-ngingat apakah saya juga termasuk perkumpulan sosialita seperti mereka, saya ada di group sosialita mana . Daaaannnnn... yang lebih parahnya lagi pandangan mereka sambil bersalaman dengan saya langsung menyisir menyapu dandanan saya head to toe dari ujung kaki sampai dengan ujung rambut, adakah menempel di body saya barang-barang branded terkemuka nan cetar membahana seperti mereka punya. Aw! Yang lebih parahnya lagi, setelah tau bahwa saya bukan di grup sosialita manapun, si jutekers tadi (karena kita kebetulan satu table di dining table) gesture tubuhnya terus memunggungi saya berbicara dengan sosialita lain seolah tidak mau berbicara dengan saya. Wow! what "a classy" attitude!



Kembali ke judul pembahasan kita ladies, yang sopan, yang santun, yang ramah bukan berarti lemah. Saya memang yang pertama dengan ramahnya menjabat tangan mereka dengan mata berbinar dan senyum yang lebar. Kebetulan saya pernah tinggal diluar negeri dan berteman dengan para expatriates, jadi cara kita menyapa orang, berkenalan dengan antusias, dengan memandang orang tersebut dan memberikan senyuman terbaik, itu adalah suatu habits. Tetapi karena mendapat perlakuan seperti itu, saya juga langsung menegakkan badan, memunggungi dia balik yang memunggungi saya, mengangkat kepala dan memilih tidak memperdulikan mereka bahkan kemudian tidak mengajak bicara mereka kembali. Ada satu dua yang kemudian mengajak saya bicara (tentunya para sosialita yang masih di kelompok the jutekers ini) tapi tone nada bicara saya sudah berubah, ketus tidak, masih sopan dan elegan iya tapi dengan karakter yang lebih kuat dan menjawab seadanya saja. Toh saya tidak perlu penilaian mereka, I dont have to impress them, I dont have to impress anyone, period.


Ini karakter yang harus kita punyai ya ladies sayangku, jangan pernah membiarkan orang lain merendahkan harga diri atau derajat kita. Well, meskipun kita not as rich as them, show them that we have a class, we have a good manner and attitude.



Itulah para ladiesku yang cantik, kita harus tetap mempunyai sikap yang sopan, santun dan ramah tapi bukan berarti lemah. Sangat harus punya sikap dan karakter yang kuat. Jangan dibiarkan orang menjatuhkan kita. Sopan santun dan ramah bukan berarti kita harus tetap haha hihi dengan orang yang jutek, ketus dan punya attitude yang gak baik. Kita harus punya kepribadian yang kuat.


Waktu saya ngobrol dengan para sosialita yang berattitude positif dan ramah, kebetulan para jutekers sosialita ini mendengar bahwa saya adalah seorang Notaris dan Penulis. Diantara mereka, ada yang tiba-tiba langsung ramah, bertanya-tanya masalah hukum perdata yang sedang dihadapinya, bahkan ada pula yang langsung bertanya apakah saya bisa membuat buku atas nama dia, membuat buku autobiographynya. Inilah dia, disini karakter saya mulai berperan, karena sudah ilfeel dengan perlakuan mereka diawal yang memandang saya sebelah mata dari penampilan, wardrobe dan jewellery saya yang gak setara dengan jewellry mereka yang bernilai ratusan sampai M rupiah, (padahal saya sudah berpakaian sopan, rapi, wangi dan elegan yang disesuaikan dengan acara, lho) sayapun yang sudah ilfeel dan malas, hanya bicara sekenanya dengan mereka.


Hal ini menunjukkan ketegasan kita bahwa kita bukan orang yang gampang dan mudah diatur orang lain.
Percuma saya beramah-tamah dengan mereka, toh merekapun beramah-tamah dengan saya karena pada akhirnya mereka tau siapa saya. Terbayang kalau saya bukan siapa-siapa, mana sudi mereka bicara dengan saya.
Mereka hanya menilai seseorang hanya di covernya saja, hanya karena versi saya untuk tampil cantik tidak seglamour dan se-bling-bling mereka, mereka memandang kita rendah. Menilai hanya dari penampilan yang sederhana.


Untuk saya pribadi sebagai seorang notaris, penulis dan seorang pengusaha, saya kok fine-fine aja ya bicara dan ngobrol dengan tukang parkir, OB di kantor saya, bahkan tukang sayur atau tukang jamu sekalipun, siapapun itu tanpa merendahkan mereka, tetap menghormati mereka tapi tanpa juga merendahkan status kita untuk menjadi bagian dari orang-orang tersebut.
Kita adalah apa adanya diri kita.
Toh banyak pelajaran dan wawasan bertambah dari kita bisa bicara ataupun hanya mendengarkan pengalaman orang-orang dari berbagai tingkatan.



Hari mulai beranjak semakin malam, obrolan saya dengan para sosialita yang baik hatinya dan ramah makin seru dan makin asyik.
Dari pengalaman bertemu para sosialita ini saya bisa menyimpulkan, bahwa para sosialita yang jutek tadi atau the jutekers, justru para sosialita yang masih dibilang sosialita yang baru naik, baru bergabung diantara para sosialita ini. The jutekers ini sepertinya masih mencari nama dan mempertahankan nama mereka untuk terus berada di lingkungan sosialita. Mereka seperti butuh pengakuan bahwa mereka sosialita papan atas. Yang ramah yang santun, justru para sosialita lama yang mereka memang sudah lama berkecampung didunia sosialita ini, mereka yang tidak butuh pengakuan dan perhatian dari orang-orang bahwa mereka memang benar-benar sosialita.



Dannnnnn.... denger-dengerrrr ( hwiw! jadi gosip! ) beberapa diantara para the jutekers tadi mereka menjadi sosialita dikarenakan suami mereka yang memang kaya raya. Well ternyata ada juga beberapa dari mereka yang merupakan simpanan para pejabat-pejabat kaya.


Kegiatan sehari-hari mereka selain shopping dan party, paling-paling mereka punya bisnis kecil sampingan untuk kamuflase "peran" apa yang sebetulnya mereka mainkan.
Sebetulnya itu semua sih urusan mereka masing-masing, ya kan? kita gak berhak ngejudge mereka sama seperti halnya mereka juga gak berhak ngejudge kita based on the way we look gitu lhoooo.... mbok ya wise dan humble aja, kita juga pasti akan appreciate kan ladies.


Menurut saya, the jutekers ini juga adalah orang-orang yang tidak percaya diri karena mudah terintimidasi bila ada perempuan lain yang  (mungkin) kecantikan atau auranya terpancar. Sedangkan para sosialita yang sopan dan ramah, dia lebih percaya diri menghadadapi perempuan lain yang meskipun lebih terpancar kecantikannya, dengan sikap dan attitude mereka yang baik, kecantikan mereka semua akan sama memancar dengan sama indahnya.

Ingat,kecantikan itu bukan hanya fisik semata kan gurls!


Nah ladies, ingat ya untuk selalu bersikap sopan, santun dan ramah tapi bukan berarti lemah!



Sabtu, 18 Februari 2017

Perempuan Plus Plus, kenapa enggak?

Hi cantik,


Masih basah nih tenggorokan abis cuap-cuap dari kemarin ngajar di satu ajang pemilihan model, juga ngajar di komunitas ibu-ibu.
Tiap kali ngajar saya selalu menekankan akan pentingnya menjadi perempuan plus-plus di jaman moderen ini.


Jaman dulu orang pasti masih begidik ya denger kata perempuan atau wanita plus-plus begitu. Padahal kata plus ini menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah ; 1. lebih ; berlebih 2. tambah ; satu --satu tambah dengan dua; 3. tanda tambah (+)

Jadi kesimpulan dari plus ini adalah sesuatu yang baik dong. sesuatu yang lebih. makanya yuk kita kembalikan fitrah plus-plus ini menjadi suatu yang positif.

Pentingnya menjadi perempuan plus-plus di jaman moderen ini. Karena cantik saja tidak cukup! Karena perempuan cantik itu sudah makin banyak bermunculan di dunia yang serba canggih dan moderen ini!


Ladiesku tersayang mau jadi perempuan cantik di jaman sekarang ini gampang. Berbagai cara bisa ditempuh agar kita bisa menjadi lebih cantik dan menarik dari sekarang ini.Operasi plastik? Botox? Filler? Berbagai macam kosmetik dengan berbagai brand untuk menutupi kekurangan kitapun jaman kiwari ini udah wara-wiri tinggal kita pilih dan nikmati.

karena cantik saja sudah terlalu mainstream, cantik aja nggak cukup! Gimana caranya kita jadi perempuan plus-plus yang selain cantik juga sehat, bahagia dan berprestasi.


Yuk ah udah gak jamannya lagi perempuan rumpi yang kerjanya cuma gosip , curhat, berkeluh kesah tentang pasangan, mantan pasangan, anak, orang tua, teman... udah bener-bener gak jaman yang namanya perempuan galau! hussshhhh.... jauh-jauh deh yang suka galau gak bikin rejeki...hehe


Apa aja sih ke-PLUS2an yang harus perempuan miliki dijaman sekarang ini....

Biar bener-bener jadi PEREMPUAN PLUS-PLUS YANG MAKSIMAL.



1. Plus cantiknya. Dari cantik biasa yuk kita belajar makeup sendiri untuk dandan cantik setiap hari. dirumah aja mesti berdandan lho meskipun makeup tipis-tipis yang casual hanya memakai pelembab, bedak tipis dan lipgloss saja. tiap hari itu wajib tampil cantik bersih rapi dan super wangi. Kita berdandan untuk diri sendiri agar nyaman penuh percaya diri, kemudian dandan kita juga ditujukan untuk pasangan kita, suami atau anak-anak kita, orang tua, atau siapapun agar orang selain merasa senang melihat penampilan kita, mereka pun nyaman dan merasa bangga memiliki kita sebagai bagian dari mereka. Berdandannya kita memang juga memberikan penghargaan terhadap orang-orang disekitar kita. contoh; suami mana sih yang tidak bangga kalau istrinya dikenal sebagai istri yang cantik, rapi, wangi dan segar?

2. Plus ramahnya, plus baik budi pekertinya, dan plus santunnya.
Duh kalo yang ini gak usah dijelasin panjang lebar deh ladies, kalau sudah cantik seperti bidadari, tapi judes plus jutek dengan mata galak dan tajam iiiiihhhh... cantiknya bakal luntur deh, orang gak bakal melihat itu yang ada dibenak mereka mungkin malah rupa kita menyerupai nenek sihir...ummmm ceyeeemm.
Tapi kalau sudah cantik, rapi, wangi, segar pleeuuusss sopan, santun, dan ramah... waahhh Cantik plusnya kita bakal diingat orang berlama-lama deh... dijamin!

3. Plus wawasannya. Udah cantik luar biasa, segar berseri-seri, penampilan rapi dan wangi. Tutur kata sopan lemah lembut, santun dan juga ramah tapi kalau gak ada plus yang satu ini rasanya kurang gimana ya kurang greget gitu lho.
Wawasan atau pengetahuan ini penting lho ladies-ladiesku sayang. Biar kita gak kudet alias kurang update. Wawasan harus luas harus peka dengan informasi, segala macam informasi yang ada diluaran. Informasi itu bisa berupa berita yang terjadi di nasional maupun internasional, berita politik dan hukum,berita ekonomi, kesenian, musik dan lain sebagainya. Mesti melek dengan wawasan ini. Gimana caranya melek wawasan?

 Baca! Baca! Baca!

Tanamkan kebiasaan hobi baca. gak suka baca koran atau majalah? bisa baca berita di gadgetmu apa yang lagi happening saat ini. Banyak tuh berita-berita online sekarang gampang banget di akses di gadget.


Nonton Berita!

Nonton berita bisa di TV atau di Youtube, video-video berita di socmed-socmed dll


Sekolah lagi, kuliah, ambil kursus atau les apapun itu jangan pernah berhenti belajar. Gak ada waktu mengikuti semua itu? ikut kuliah singkat kelas karyawan yang meringankan, les cepat kursus private atau jaman sekarang makin dimudahkan dengan sistem belajar mandiri. Kalau kuliah aja jaman sekarang ini udah ada yang sistem online apalagi kursus-kursus.
Kalau masih gak punya waktu untuk itu... balik lagi ke membaca banayak berita dan nonton berita.

Udah cantik, rapi, bersih, wangi...ramah, sopan dan santun eh, wawasannya luas lagi diajak ngobrol nyambung lagi uuuu la laaaaa semua itu bikin kamu jadi perempuan plus yang sexy yang punya nilai lebih di mata para pria lho.




4. Plus prestasinya. Nah ini dia dari semua plus-plus diatas .... kamu bisa jadi perempuan plus-plus yang paling paripurna plusnya kalau udah bisa punya bukti konkret dari semua perjuanganmu. Yaitu prestasi. Prestasi ini bisa dalam bentuk apa aja lho. Seorang ibu rumah tanggapun bisa dikatakan sangat berprestasi kalau sudah bisa mengantarkan suami atau anak-anaknya menjadi orang yang berprestasi, menjadi suami dan anak-anak yang bahagia. menjadi keluarga yang bahagia. Ini baru contoh yang simple.

Nah kalian para ladiesku tersayang, cari prestasi yang merupakan wujud nyata dari hasil kerja kerasmu sesuai dengan keinginan atau cita-cita kalian.
Contohnya kalian memimpikan bekerja disuatu perusahaan besar, itu adalah wujud dari prestasi kalian yang bisa orang lain lihat dan kalian juga banggakan.

contoh lainnya, kalian mempunyai usaha kecil sendiri yang mandiri dan independen. Itu juga wujud prestasi. Kalian bisa menjadi seorang enterpreneur.


5. Plus karakter kuatnya. Karakter kuat ini adalah karakter yang independent atau mandiri. Kuat tidak bisa terbawa arus yang negatif, mempunyai pendirian. Tau apa yang dia mau dalam kehidupan. Gak mencla-mencle, tapi penuh cinta.

contoh nih, jaman sekarang juga banyak bujuk rayu pengaruh negatif ke perempuan dari lingkungan, misalnya dari pertemanan, mulai rayuan shopping barang branded yang gila-gilaan yang kadang kitapun tidak mampu secara keuangan tapi memaksakan, hangout di lounge-lounge yang glamour, sampai pemakaian narkoba, dll

Semua ini hanya bisa ditepis dengan karakter kuat yabg tidak mudah goyah tadi. karena dia tau tujuan hidupnya, karakter kuatnya ini tadi dibawa untuk mengerjakan hal-hal yang positif.


Yuk ah Ciiinnnn kita jabarkan lagi perempuan plus-plus yang paripurna di jaman sekarang ini.


Sudah cantik, plus rapi, wangi, segar, berseri-seri dan percaya diri plus ramah, sopan dan santun juga humble, wawasan luas enak diajak bicara, selalu mempunyai topik menarik untuk dibicarakan, update dan gaul juga punya segudang prestasi, punya karakter yang kuat tidak gampang goyah dengan bujuk rayu orang. Karakter yang kuat dan teguh namun penuh kasih sayang ini yang membawa dia kekesuksesan dan bahkan tidak mungkin membuat perempuan ini sebagai seorang pemimpin.

Hmmmm... kalo udah gini dijamin kita bakal jadi perempuan plus-plus yang akan sangat membangggakan untuk keluarga, lingkungan, kerabat dan handai taulan...

Dengan menjadi perempuan plus-plus seperti ini... pesona kita akan selalu terkenang sepanjang masa....



Amien cantik!



Goodnight

Senin, 13 Februari 2017

Rame-rame curhat?



Hi Ladiesku sayang...

Topik kali ini yang masih anget, masih hots and hits adalah tentang curhat.
Tentang curhat? Kok bisa?

Apa menariknya???



Ini dia nih, lagi musim lagi ngetrend orang jaman sekarang seneng curhat.
Curhat masalah pasanganlah, masalah anak, sahabat, teman, saudara dan handai taulan yang tidak sesuai dengan kemauan kita. curhat tentang si tukang bakso yang datang lewat depan rumah gak tepat waktu, curhat masalah tukang rujak yang bikin rujak kedondongnya asem banget dan bla bla bla bla nya....
Dari mulai curhat yang disampaikan ke teman, sama saudara, plus curhat di socia medial.
Kalo curhat sama temen sama saudara aja sih enak kali ya gak nyampe nyebar, gak banyak orang yang tau paling ruang lingkup keluarga aja.
Tapiiii....  Kalo curhat di socmed yang dibaca banyak orang gimana yaaa????
Duuuhhh jangan deh sampai suka curhat, menulis kegalauan hati di social media. Selain memperlihatkan kualitas kita sebagai manusia yang kurang bijak, curhat di socmed juga bisa bikin orang mangkel hati jadinya kolesterol dan darah tinggi wkwkwkwk... tuh kan jadi ngerugiin diri sendiri sama orang lain. Masih mending Kalo curhatnya yang baca orang dewasa yang gak terpengaruh, coba kalo curhat di medsosnya dibaca anak remaja atau bahkan anak sendiri yang masih labil. Kalau mereka jadi mengikuti jejak kita yang cengeng, mellow, galauan dan cemen... wahhh cilaka!

Sssttt... konon katanya, curhat itu agak-agak mirip bahkan serupa (cieee... serupa) dengan mengeluh.
Wow!!! Sedahsyat itukah???

Saya turut prihatin... hiks....

(duh semoga kita semua bukan yang termasuk didalamnya ya ladies 😘❤)


Oh ya ladies masih ingatkah cuitan, dan curhatan hati seorang mantan presiden kita yang lagi rame-rame diberitakan bahkan (maaf) dihujat dengan cemoohan, sindiran dan jadi bahan tertawaan? Beliau sekarang lagi sering curhat di socmed twitter, sering banget. Masalahnya rumahnya digrudug mahasiswalah, complain tentang pembunuhan karakter beliau, dsb dsb masih banyak lagi.


Parahnya lagi di jaman sekarang ini, karena beliau sebagai publik figur, curhatan keluh kesahnya tersebut ramai dijadikan meme-meme yang tersebar dimana-mana.
Duh niat curhat minta perhatian minta dikasihani, malah jadi boomerang, jadi balik nyesek sendiri ya...

Kenapa bisa begitu ya? Apa yang salah dengan curhatnya? Seperti yang saya bilang tadi, hati-hati curhat bisa berbanding dengan berkeluh-kesah, mungkin itulah yang dijadikan bahan tertawaan orang-orang.


Nah makanya ciri-ciri curhat yang beda tipis dengan mengeluh itu adalah jika curhatmu tidak dibarengi dengan sikap atau action, bagaimana mengatasi masalah yang kamu curhatkan itu, ladies.

Soalnya ada lho (ehm... banyak) orang curhat, contoh membicarakan pasangannya, berkeluh kesah tentang pasangannya tersebut, kurang gantenglah, kurang banyak duitlah, kurang perhatian dan romantislah dan ini itu dan sebagainya ...
alih-alih mengambil aksi dengan misalnya bicara baik-baik dari hati ke hati dengan pasangan, atau merencanakan bulan madu kedua, bikin surprise pasangan... belum apa-apa sudah curhat kiri kanan membicarakan keburukan pasangan kemana-mana digosipkan. Terkadang curhatnya itupun diblunder terus berputar hanya masalah yang itu-itu saja bolak balik dicerita-ceritakan ke banyak orang dan diulang-ulang. Sampai bosaaaannnn pemirsaaaahhhh ....


Gimana pasangan mau berubah, kalau diri kitanya sendiri juga tidak merubah diri kita terlebih dahulu menjadi pribadi yang lebih baik.

Ada pepatah mengatakan, "Jika ingin merubah segala sesuai keinginanmu, rubahlah dulu dirimu sendiri."



Di jaman moderen yang bergerak serba cepat ini, orang makin hebat makin kreatif dan orang ingin berkompetisi dan sukses, rasanya mengeluarkan curahan hati atau curhat apalagi kalau keseringan, bukan sesuatu hal yang menyenangkan lagi. Orang sudah di pusingkan dengan pekerjaan, dengan tekanan hidup sehari-hari bergumul dengan persaingan kerja diluar sana, begitu ada orang yang curhat untuk masalah sepele saja, kita sudah bisa jadi ilfeel.
Toh untuk para fighter, pekerjaan keras dan orang-orang yang sukses, tidak ada kata curhat dalam kamus mereka. Makanya mereka bisa ada di posisi seperti mereka sekarang itu ladies.
Kalaupun ada curhat diantara orang-orang sukses ini lebih ke curhat tentang action, bagaimana cara menanggulangi masalahnya.

Kadang suka lucu si orang yang curhat ke kita ini dia merasa seperti orang paling terdzalimi, paling tersakiti menderita dan yang paling  mempunyai masalah yg berat didunia. Dia gak tau orang yang dia ajak curhat padahal pernah punya atau bahkan sedang ada dalam masalah yang lebih besar dari orang yang curhat masalah gak penting dan sepele tadi. Tapi orang si pendengar curhat ini bukan tipe orang yang suka ngeluh eh curhat cerita masalah yg sedang dihadapinya ke orang-orang.


Ngomong-ngomong masalah curhat berkeluh kesah curahan hati ini, saya dan suami saya sering berdiskusi. Kami berdua kebetulan tipe fighter yang gak suka bahkan gak pernah curhat ke orang. Mungkin karena kita berdua sukanya daripada curhat, kalau ada masalah, kita berpikirnya lebih kepada ke penyelesaian masalahnya daripada kita mesti cerita-cerita ke orang.


Suami saya sampai ngomong gini ;

Orang yang terlalu sering curhat sejatinya merendahkan kapasitas atau kemampuannya dalam mengatasi sebuah masalah. (Lucas Danny Victor)



Hidup ini tidak selalu seideal apa yang kita inginkan.. Gesekan pasti akan ada. Wong tiap orang punya isi kepala, pikiran dan pendapat masing-masing. Dipahami saja diikuti alurnya disikapi dengan bijak agar bisa sampai selaras dengan kehidupan yang sedang kita jalani sekarang ini.



Nah tu dia... 

So, menurut pendapat saya dan suami , daripada curhat, ketika mendapat masalah lebih baik fokus untuk penyelesaian masalah tersebut.
Curhat sih boleh-boleh saja tapi dibarengi aksi untuk menyelesaikan masalanya tersebut dong, bukn curhat yang jatuhnya jadi hanya berkeluh-kesah karena hanya ingin bergosip atau mencari perhatian.

Tidak ada masalah yang terlalu besar, karena besar kecilnya suatu masalah itu tergantung dari cara kita menyikapinya.



Sekian 😊😘❤


Btw, saya cerita begini di blog termasuk curhat juga gak ya? Curhat di blog berkeluh kesah tentang orang-orang yang hobi curhat...wkwkwkwkwkwk 


Salam sayang,-