Selasa, 29 November 2016

Jurus Move On paling jitu

Niiii dia yang suka jadi trending topik jaman sekarang tentang Move to the On alias Move On!

Embeeeerrrrr... manusia terlebih lagi makhluk yang namanya perempuan emang kadang suka banget sama yang namanya menyimpan kenangan. Kenangan itu dirasa-rasa, ditimang-timang, disayang-sayang (kayak bayi aja hehe urat lebay saya datang kembali)
Padahal eh padahal gak semua kenangan yang kita senang dan rasa-rasakan itu adalah kenangan manis lho cantik-cantikku....



Saya sempet sih heran dengan salah satu teman wanita yang selalu berbicara tentang perceraiannya ke orang-orang kesiapapun juga dalam berbagai kesempatan. Whaw!
Padahal isi ceritanya itu semua isinya tentang bagaimana mantan suaminya memeperlakukan dia dengan tidak baik. Adanya kasus kekerasan dalam rumah tangga seperti pemukulan, tidak menafkahi, bahkan sampai (maaf) pemerkosaan terhadap istri.


Duh serem kannnn....
Kita aja yang bacanya ikut loncat-loncat  ("kita? lu aja kali, gue nggak"! hehe itu kata anak sekarang) agak terbawa esmosyi... eh emosi. (yang jelas bukan emoji hahaha)



Nih saya sertakan lagi tulisan di salah satu buku saya, Beauty Inside



Ketika kita mengalami patah hati, bagi kaum perempuan yang secara naluriah memiliki emosi lebih sensitif, patah hati merupakan peristiwa yang menyedihkan, mengecewakan dan menyakitkan. Banyak kaum perempuan yang merasakan kondisi seperti itu sangat berat untuk dilalui. Tapi jika kita terlalu lama dalam kondisi sedih, kecewa, galau, marah dan sakit hati maka dampaknya akan merugikan diri sendiri karna hal itu akan melemahkan jiwa, menghancurkan kekuatan diri, meningkatkan resiko serangan jantung, memicu munculnya penyakit kanker, menguras terlalu banyak energi, menyebabkan kulit kusam, mengurangi kecantikan fisik dan melenyapkan kecantikan dari dalam. Dampak seperti itu tentunya sangat merugikan diri sendiri. Life must go on dunia pun akan terus berputar, tidak ada guna nya mengingat orang yang sudah menyakiti kita, bahkan mungkin orang itu sudah melupakan kita. Bangkitlah dengan penuh semangat karena banyak hal di depan yang harus kita jalani. Hanya diri kita sendiri lah yang paling cepat dan sangat manjur untuk dapat mengatasi keterpurukan tersebut, tidak perlu orang lain apalagi sampai seluruh dunia tau kita sedang terpuruk. Butuh pikiran yang jernih dan rasa yang lebih tenang untuk bisa menemukan solusi keluar dari keterpurukan. Kesadaran diri kita sendirilah untuk move on bangkit dari keterpurukan menjadi obat paling mujarab dalam memulihkan penderitaan kita.


Nah gitu deh kira-kira Cantik,
Banyak perempuan yang suka tidak sadar, dengan dia fokus pada penderitaan dan orang yang pernah menyakitinya (misalnya ya mantan suami tadi) secara tidak sadar perempuan itu menghancurkan diri mereka sendiri.
Yang dihantam paling utama pasti pikiran dan yang berpengaruh sangat besar pada kondisi fisik.
Kemudian balik lagi ke hal tadi yang saya ceritakan tentang kebiasaan berkeluh kesah menceritakan kegalauan kegagalan rumah tangganya ke setiap orang, bercerita bagaimana dia diperlakukan tidak baik oleh mantan suaminya secara tidak langsung justru dia membuka aib dia sendiri, dan menghancurkan dirinyanya sendiri.


Kebayang gak sih suatu peristiwa negatif yang menyedihkan,membuat kesal,sedih, marah dan kecewa bila terus diulang-ulang???
Hati-hati semua itu akan membentuk kepribadian kita tanpa kita sadari. Kita menjadi orang yang lesu, lemah, tidak bergairah, menjadi orang yang pesimis, bahkan menjadi orang yang selalu meminta belas kasihan dari orang dan selalu haus perhatian. Pokoknya kita malah menjadi pribadi yang sangat tidak menarik.
Kalau sudah begini, jangan-jangan orang malah berbalik kurang suka bahkan antipati terhadap kita.
Semua orang yang tadinya simpati berbalik menjadi antipati terhadap kita. Mereka bisa hafal dengan keseluruhan cerita yang itu-itu saja ditambah dengan kepribadian yang menjadi tidak menarik tadi orang bisa saja menjadi berpikir, "Jangan-jangan dia memang diceraikan oleh mantan suaminya dan diperlakukan seperti itu karena perilakunya sendiri."



Tuhhhhh kan rugi ih!!!


Jadi gimana dong teh Rie, emang kita gak boleh curhat...
Buat ngelepasin kesedihan hati, kegalauan diri???
Bukannya curhat juga sehat???



Heitssss, tenang cantik,
(coba turunin sepatu high heels yang buat nimpuknya pelan-pelan...sale baru ada di tiga bulan lagi, Chiiieeenn)



Curhat itu sehat kok.
Saya gini-gini juga suka curhat.


Tapi eh tetapiiiiii....


Pilihlah teman-teman yang paling bisa dipercaya buat menampung isi curhatan kita. Batasi jumlahnya (kalau saya pribadi sih maksimal dua orang) itupun betul-betul orang yang trusted dan orang yang sekiranya bisa memberi solusi, saran atau nasehat terhadap permasalahan yang sedang dialami. Kalaupun tidak bisa memberi solusi, at least dia menjadi pendengar yang baik dan penyimpan rahasia yang terjamin..
Kalau bisa curhatan kita pun jangan kita dramatisir kayak di film-film, sinetron atau drama percintaan Korea.
Usahakan teman yang kita pilih sebagai sahabat curhat adalah orang yang mempunyai karakter yang positif. Yang dia bisa secara bijak menyikapi segala sesuatunya gak juga yang punya mental lemah. Entar kalau salah curhat ke orang yang punya mental lemah dan ternyata orang yang suka galau, yang ada habis kita curhat dia balik curhat dengan curhatan yang gak kalah sadis dan tragis. Sadis disini artinya galau yang kebangetan gituuuu hehehehe. Ntar jadi saut-sautan gak berhenti-berhenti wkwkwkwk. Jangan sampe deh! Malah jadi capek hati setelahnya yang ada pikiran tambah ruwet.



Ah, tau apa sih kak Rie?



Naaah ini sekarang saya mau curhat sama kalian,
tenang, rileks, dan jangan jantungan...
curhatan saya gak pake drama-drama setingan atawa ala-ala drama percintaan Korea. Haha!



Saya dulu juga produk pernah gagal lho.


Pernikahan tidak sesuai dengan apa yang menjadi harapan saya dan tentunya harapan mantan suami juga dooong... kan kalo pernikahan harus beriringan masing-masing dua orang yang berbeda bisa seirama mengarungi bahtera rumah tangga yang kononnya lebih luas dari samudera... Beuuuhhh lebay ih kak Rie iiihhh hahaha


Nah, alih-alih si Eikeu (saya) sibuk bercerita sedih kesana kemari atau ngegosipin mantan, yang saya lakukan adalah fokus dengan mencari kebahagiaan untuk saya dan anak-anak saya, menyadari kegagalan saya bukan akhir dunia dan saya betul-betul fokus sekali dengan apa yang ingin saya capai, menyibukkan diri dengan pekerjaan, kumpul dan bergaul dengan orang-orang hebat yang berprestasi, pokoknya mengelilingi diri saya dengan lingkungan yang sangat positif tanpa memikirkan,mengingat-ngingat, membicarakan atau mencari kesalahan-kesalahan mantan. Dengan dilandasi rasa kesadaran diri bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna, saya pun pasti jauh dari sifat sempurna. Yang paling penting kita sebagai manusia sudah melakukan yang terbaik bagi mantan pasangan kita, bagi anak-anak dan kehidupan rumah tangga kita. Kitapun memaklumi, memahami dan memaafkan bila ada perbuatan mantan yang menyakiti kita. Sayapun hanya curhat kesatu orang terdekat saya pada waktu itu. Dia yang tau sampai detil kronologis peristiwanya. (Ealaaahhhh Kak Rie, ampe pake kronologis begitu dong ngomongnya, maklum orang Hukum kadang selintas-selintas suka lewat kayak iklan deh tuh bahasa-bahasa hukum, harap maklum)


Ada peristiwa menarik juga dari pengalaman ini, karena saya irit bercerita tentang penyebab kegagalan berumah tangga saya pada keluarga, teman dan kerabat dan karena kebetulan mantan pasangan saya juga adalah orang yang pendiam (gak bawel dan ceriwis kayak saya sih dan yang paling penting mantan pasangan gak ngeblog juga xixixixixi eh gak ngeblog tapi kalau baca blog-an saya gimana hayoooooo??? hahahaha)


Sempat-sempat juga sih mampir ditelinga kanan kiri omongan yang jelek tentang saya.
Nah yang seperti itu didiamkan saja ya Cantik-cantikku... jangan dibawa ke perasaan, jangan dibawa ke hati ih rugi entar ngerusak body hihihi
diamkan dan dinikmati gosip-gosipnya tidak perlu klarifikasi, cukup curhat dengan orang terdekat yang trusted dan biarkan alam yang bekerja untuk membuktikan bahwa kita tidak seperti apa yang dibicarakan oleh mereka.
Untuk contoh kasus sayapun, toh dengan seiringnya waktu yang berjalan mereka menjadi tahu dengan sendirinya tentang kejadian yang sebenarnya.


Pokoknya kita sebagai manusia selalu harus selalu berbahagia, bersyukur dan memberikan yang terbaik pada setiap apa yang kita lakukan.


Manusia bisa berusaha (tapi harus yang maksimal ya usahanya) tapi Tuhan dan takdir menentukan lain.



Ya enjoy aja, dinikmati aja...


Selama kita masih bisa bernafas, selama bumi ini masih berputar, selama kita masih bisa merasakan hangatnya mentari pagi, merasakan kesegaran angin yang bertiup, mencium wangi bunga-bungaan yang indah, merasakan kesejukan percikan air, melihat awan yang biru dan cerah di langit, mendengar merdunya suara burung-burung berkicau... Aaaahhhh there is 1001 ways to be happy cantik-cantikku sayang....


Orang bilang "Life is beautiful"

Saya bilang, "Life is too beautiful"



Begitulah karena pembawaan saya yang terus bahagia gak mau jadi orang yang ruwet hati akhirnya gak perlu waktu lama buat saya untuk akhirnya menemukan soulmate saya. (rejeki...rejeki.... rejeki perempuan yang sabar kali yaaa hahaha kepedean ah, saya sih orangnya gak sabar-sabar banget kok masih dalam tahap sabar yang normal hehe.)


Balik lagi ke bahagia itu tadi yang bikin bawa rejeki, 

"Happy always brings lucky!"


Ah tapi itu kan contoh kasus perceraian kak Rie, gimana yang contoh kasus ditinggal selama-lamanya oleh orang yang kita cintai? Hayo!



Tenang juga dong cantik,

Saya juga pernah mengalaminya kok.
Salah satu lucky charm, jimat keberuntungan saya dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
Saya adalah orang yang dekat dengan sosok papa saya. JAdi terbayang kan betapa tepukulnya dan sedihnya saya pada saat itu.
Saya kemudian memfokuskan energy kesedihan saya pada aktifitas apa yang kira-kira bisa sangat membuat beliau bangga atau bahkan yang akan makin mengharumkan nama beliau sebagai orang tua saya. Pokoknya fokus pada apa yang kira-kira almarhum papa akan sangat senang dengan apa yang saya lakukan, termasuk membahagiakan dan memuliakan mama saya.


Seperti saya bilang tadi,

"Life must go on"



Hidup itu adalah perjuangan, tidak selalu manis tapi ada pula pengalaman yang kurang mengenakkan.
Jadikan kenangan yang kurang baik sebagai pengalaman yang berharga, beranjaklah dari situ, fokus mencari kebahagiaan, melakukan yang terbaik.



"Move on yuk!"














Tidak ada komentar:

Posting Komentar